Mantram di Pura atau tempat suci tertentu

Untuk memuja di Pura atau tempat suci tertentu, kita bisa menggunakan mantram lain yang disesuaikan dengan tempat dan dalam keadaan bagaimana kita bersembahyang. Yang diganti adalah mantram sembahyang urutan ketiga dari Panca Sembah, yakni yang ditujukan kepada Istadewata. Berikut ini contohnya:


Untuk memuja di Padmasana, Sanggar Tawang, dapat digunakan salah satu contoh dari dua mantram di bawah ini:


Om, àkàsam nirmalam sunyam,
Guru dewa bhyomàntaram,
Ciwa nirwana wiryanam,
rekhà Omkara wijayam,


Artinya: YaTuhan, penguasa angkasa raya yang suci dan hening. Guru rohani yang suci berstana di angkasa raya. Siwa yang agung penguasa nirwana sebagai Omkara yang senantiasa jaya, hamba memujaMu.


Om nama dewa adhisthanàya,
sarva wyàpi vai siwàya,
padmàsana ekapratisthàya,
ardhanareswaryai namo’namah.


Artinya: Ya Tuhan, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada di mana-mana, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Ardhanaresvarì, hamba memujaMu.


Untuk di pura Kahyangan Tiga, ketika memuja di Pura Desa, digunakan mantram sebagai berikut :


Om Isanah sarwa widyànàm
Iswarah sarwa bhùtànàm,
Brahmano’ dhipatir Brahmà
Sivo astu sadàsiwa


Artinya: Ya Tuhan, Hyang Tunggal Yang Maha Sadar, selaku Yang Maha Kuasa menguasai semua makhluk hidup. Brahma Maha Tinggi, selaku Siwa dan Sadasiwa.


Untuk di pura Kahyangan Tiga, ketika memuja di Pura Puseh, mantramnya begini :


Om, Girimurti mahàwiryam,
Mahàdewa pratistha linggam,
sarwadewa pranamyanam
Sarwa jagat pratisthanam


Artinya: Ya Tuhan, selaku Girimurti Yang Maha Agung, dengan lingga yang jadi stana Mahadewa, semua dewa-dewa tunduk padaMu.


Untuk memuja di Pura Dalem, masih dalam Kahyangan Tiga :


Om, Catur diwjà mahasakti
Catur asrame Bhattàri
Siwa jagatpati dewi
Durgà sarira dewi


Artinya: YaTuhan, saktiMu berwujud Catur Dewi, yang dipuja oleh catur asrama, sakti dari Ciwa, Raja Semesta Alam, dalam wujud Dewi Durga. Ya, Catur Dewi, hamba menyembah ke bawah kakiMu, bebaskan hamba dari segala bencana.


Untuk bersembahyang di Pura Prajapati, mantramnya :


Om Brahmà Prajàpatih sresthah
swayambhur warado guruh
padmayonis catur waktro
Brahmà sakalam ucyate


Artinya: Ya Tuhan, dalam wujudMu sebagai Brahma Prajapati, pencipta semua makhluk, maha mulia, yang menjadikan diriNya sendiri, pemberi anugerah mahaguru, lahir dari bunga teratai, memiliki empat wajah dalam satu badan, maha sempurna, penuh rahasia, Hyang Brahma Maha Agung.


Untuk di Pura Pemerajan/Kamimitan (rong tiga), paibon, dadia atau padharman, mantramnya :


Om Brahmà Wisnu Iswara dewam
Tripurusa suddhàtmakam
Tridewa trimurti lokam
sarwa wighna winasanam


Artinya: Ya Tuhan, dalam wujudMu sebagai Brahma, Wisnu, Iswara, Dewa Tripurusa MahaSuci, Tridewa adalah Trimurti, semogalah hamba terbebas dari segala bencana.


Untuk di Pura Segara atau di tepi pantai, mantramnya :


Om Nagendra krùra mùrtinam
Gajendra matsya waktranam
Baruna dewa masariram
sarwa jagat suddhàtmakam


Artinya: Ya Tuhan, wujudMu menakutkan sebagai raja para naga, raja gagah yang bermoncong ikan, Engkau adalah Dewa Baruna yang maha suci, meresapi dunia dengan kesucian jiwa, hamba memujaMu.


Untuk di Pura Batur, Ulunsui, Ulundanu, mantramnya :


Om Sridhana dewikà ramyà
sarwa rupawati tathà
sarwa jñàna maniscaiwa
Sri Sridewi namo'stute


Artinya: Ya Tuhan, Engkau hamba puja sebagai Dewi Sri yang maha cantik, dewi dari kekayaan yang memiliki segala keindahan. la adalah benih yang maha mengetahui. Ya Tuhan Maha Agung Dewi Sri, hamba memujaMu.


Untuk bersembahyang pada hari Saraswati, atau tatkala memuja Hyang Saraswati. Mantramnya :


Om Saraswati namas tubhyam
warade kàma rùpini
siddharàmbham karisyami
siddhir bhawantu me sadà


Artinya: Ya Tuhan dalam wujud-Mu sebagai Dewi Saraswati, pemberi berkah, terwujud dalam bentuk yang sangat didambakan. Semogalah segala kegiatan yang hamba lakukan selalu sukses atas waranugraha-Mu.


Untuk bersembahyang di pemujaan para Rsi Agung seperti Danghyang Dwijendra, Danghyang Astapaka, Mpu Agnijaya, Mpu Semeru, Mpu Kuturan dan lainnya, gunakan mantram ini :


Om Dwijendra purvanam siwam
brahmanam purwatisthanam
sarwa dewa ma sariram
surya nisakaram dewam


Artinya: Ya, Tuhan dalam wujudMu sebagai Siwa, raja dari sekalian pandita, la adalah Brahma, berdiri tegak paling depan, la yang menyatu dalam semua dewata. la yang meliputi dan memenuhi matahari dan bulan, kami memuja Siwa para pandita agung.


Demikianlah beberapa mantram yang dipakai untuk bersembahyang pada tempat-tempat tertentu. Sekali lagi, mantram ini menggantikan "mantram umum" pada saat menyembah kepada Istadewata, yakni sembahyang urutan ketiga pada Panca Sembah.


Terakhir, ini sembahyang ke hadapan Hyang Ganapati (Ganesha), namun dalam kaitan upacara mecaru (rsigana), atau memuja di Sanggah Natah atau Tunggun Karang, tak ada kaitannya dengan Panca Sembah :


Om Ganapati rsi putram
bhuktyantu weda tarpanam
bhuktyantau jagat trilokam
suddha purna saririnam


Demikianlah mantram untuk Istadewata.

0 Comments:

Posting Komentar

 
Agama & Seni © Copyright 2009